Tahun 2025 seharusnya menjadi panggung megah untuk industri game—banyak judul baru yang digadang-gadang bakal meledak. Namun sayangnya, tak semua game berhasil memenuhi ekspektasi. Bahkan, beberapa justru jadi sorotan karena gagal total, baik dari segi gameplay, grafis, hingga performa teknis.
Dalam artikel ini, kami mengulas 5 game rilisan tahun 2025 yang paling mengecewakan. Siapa tahu, salah satunya adalah game yang sudah kamu preorder dari tahun lalu…
1. CyberStrike: Nexus Protocol – Ambisi Besar, Eksekusi Buruk
Awalnya dipromosikan sebagai “pengganti spiritual” dari Cyberpunk 2077, game ini menjanjikan dunia futuristik yang dinamis dan penuh kebebasan. Tapi kenyataannya?
CyberStrike: Nexus Protocol tampil setengah matang. Bug fatal, AI musuh yang bodoh, serta grafis yang tidak konsisten membuat pengalaman bermain jadi frustrasi.
Bahkan di perangkat high-end, framerate anjlok saat eksplorasi kota malam.
Transisi antara cutscene dan gameplay juga terasa janggal. Para gamer pun ramai mengembalikan game ini di minggu pertama rilis.
2. FIFA 26 (EA Sports FC) – Nama Baru, Masalah Lama
Setelah rebranding besar-besaran menjadi EA Sports FC, banyak fans berharap FIFA 26 akan jadi titik balik. Sayangnya, game ini hanya terasa seperti copy-paste dari versi sebelumnya, dengan sedikit peningkatan kosmetik.
Server sering bermasalah, mode Career stagnan, dan microtransaction di Ultimate Team makin agresif.
Transisi dari FIFA ke EA Sports FC ternyata bukanlah awal baru yang gemilang, melainkan sekadar pergantian nama tanpa substansi.
3. The Elder Realms: Shadowlight – Dunia Besar yang Kosong
Game ini sempat viral sebelum rilis karena trailer-nya yang epik dan janji open-world generasi terbaru. Tapi begitu dirilis, Shadowlight justru menyuguhkan dunia besar… yang terasa kosong.
Side quest terasa repetitif, NPC minim interaksi, dan combat system membosankan.
Meski visualnya indah, transisi dari “trailer sinematik” ke kenyataan gameplay benar-benar membuat banyak pemain kecewa.
4. Need for Speed: Carbon Drift – Salah Arah di Tikungan Tajam
Kembalinya seri NFS dengan embel-embel “Carbon” seharusnya jadi momen nostalgia. Tapi Carbon Drift justru kehilangan identitas.
Gameplay terlalu fokus pada sistem drifting yang tidak responsif, dan physics mobil terasa seperti main game arcade tahun 2008.
Komunitas menyebutnya “Need for Speed yang kehilangan speed-nya”.
Transisi dari nostalgia ke realita tidak berjalan mulus—banyak penggemar memilih kembali memainkan versi NFS lama ketimbang melanjutkan Carbon Drift.
5. Silent Maze – Horor yang Gagal Membangun Ketegangan
Di awal 2025, Silent Maze disebut-sebut akan meneruskan tradisi horor psikologis modern. Tapi saat rilis, game ini justru membuat pemain ngantuk, bukan tegang.
Level desainnya repetitif, jumpscare mudah ditebak, dan cerita yang terlalu filosofis hingga kehilangan arah.
Transisi atmosfer dari sunyi jadi mencekam gagal dibangun dengan baik. Akibatnya, game ini tenggelam begitu saja di antara judul-judul horor lain yang lebih berani.
Hype Tinggi Tak Selalu Berakhir Bahagia
Tahun 2025 membuktikan satu hal penting dalam industri game: janji besar tanpa eksekusi solid hanya akan menghasilkan kekecewaan. Meski beberapa dari judul di atas punya potensi, realitas di tangan para gamer justru berbicara sebaliknya.
Jadi, sebelum kamu tergoda pre-order game berdasarkan trailer saja, lebih baik tunggu review objektif dan bukti nyata dari gameplay-nya.
Karena di dunia game, tak semua yang bersinar itu “golden release”—kadang justru jebakan batman.
Jangan lupa untuk cek juga platform favoritmu, seperti Tirai77, untuk mendapatkan update dan akses mudah ke game-game keren ini!
Cek langsung artikel tentang rekomendasi game menarik di halaman afilisasi Tirai77gamer
BACA JUGA ARTIKEL DI TIRAI77….AURORACELLULER